Tema : Kisah
cinta Hanafi dan Corrie yang penuh dengan pertentangan adat.
Judul : Salah
Asuhan ( Abdoel Moeis )
Tokoh :
1. Corrie
Du Bussee
2. Hanafi
3. Tuan
Du Bussee
4. Ibu
Hanafi
5. Rapiah
Watak :
1. Corrie
Du Bussee : Bimbang karena perilakunya sendiri, tidak mendengarkan nasehat
orang tua, masih mempertahankan adatnya sebagai orang barat.
2. Hanafi : Sangat mencintai Corrie Du
Busse meskipun bertentangan dengan adat Minangkabau, selalu mentaati perintah
ibunya namun tidak lama kemudian dilanggarnya lagi.
3. Tuan
Du Bussee : Selalu menasehati Corrie Du
Busse untuk selalu mempertahankan adat
Barat, bijaksana dalam berperilaku dan
berkata.
4. Ibu
Hanafi : Terlalu memaksakan
kehendak untuk menikahkan Hanafi dengan Rapiah karena tersangkut hutang pada
orang tua Rapiah, meningatkan Hanafi untuk selalu memepertahankan adat
Minangkabau.
5. Rapiah : Istri Hanafi yang setia
meskipun Hanafi selalu menyakitinya.
Alur :
Dimulai
dari persahabatan Corrie dan Hanafi terjalin cinta yang sangat menentang adat
dari satu sama lain. Corrie yang berasal dari Belanda dan Hanafi dari daerah
Solok. Hanafi yang dulunya hanya menganggap Corrie sebagai sahabatnya, namun
lama-kelamaan Hanafi sangat mencintai Corrie hingga ingin menikahinya.
Sementara itu Corrie tidak sama sekali mencintai Hanafi karena ia teringat
kata-kata yang disampaikan ayahnya bahwa orang Barat tidak boleh menikah dengan
orang Timur macam Hanafi. Tetapi Corrie bimbang dengan perilakunya sendiri
apakah ia harus mentaati perintah ayahnya untuk menjauhi Hanafi atau menerima
cinta Hanafi.
Sementara
itu Ibu Hanafi selalu menasehati Hanafi untuk tidak mencintai Corrie karena itu
sama saja dengan melarang perintah adat. Ibu Hanafi menyuruh Hanafi untuk
menikahi Rapiah yang bertujuan supaya Hanafi dapat melupakan Corrie dan tidak
mencintai Corrie. Ibu Hanafi tersangkut hutang pada orang tua Rapiah. Maka dari
itu untuk menebus semua hutangnya, orang tua Rapiah berkeinginan agar Hanafi
menikahi anak gadisnya itu. Namun selang beberapa tahun setelah Hanafi menikah
dengan Rapiah, mulai ada kekerasan pada rumah tangga mereka. Waktu itu mereka
sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Sebenarnya Hanafi sangat terpaksa
menikah dengan Rapiah karena keinginan ibunya supaya dapat melunasi hutangnya.
Hanafi masih mencitai Corrie. Maka dari itu Hanafi ingin menceraikan Rapiah dan
kembali untuk mencari Corrie.
Namun
setelah berjumpa dengan Corrie, Corrie sudah tidak mau berhubungan dengan
Hanafi karena Corrie sudah tahu bahwa Hanafi sudah beristri dan memiliki anak.
Corrie berpesan kepada Hanafi untuk menjaga anak dan istrinya. Karena itu
Hanafi tidak jadi menceraikan istrinya dan kembali pada keluarganya. Tapi
Hanafi terjangkit penyakit dan selang beberapa tahun Hanafi meninggal dunia.
Setting :
1. Tempat : Di kota solok dan di kota Betawi,
Indonesia
2. Waktu : Pada tahun 1920-1930an
3. Suasana : Menegangakan
Sudut Pandang :
Orang ketiga, pelaku utama
Ciri-Ciri Budaya :
1. Menggunakan
bahasa Belanda dan bahasa adat Minangkabau.
2. Kebiasaan : Memakai gaun putih seperti orang
Belanda dan pakaian adat perkawinan orang Minang.
3. Adat
Istiadat : Adat di Minang, harus selalu
taat pada aturan adat yang sudah berlaku.
4. Etika : Selalu menjaga tingkah laku
saat bergaul dengan orang lain, selalu menjaga sikap sopan santun kepada orang
lain.
karya : Insania Amalia Suwandi
0 komentar:
Posting Komentar