Rasa
Bersalah Seorang Anak
Pada suatu hari, saat aku pulang
sekolah pukul tiga sore, seperti biasanya aku dijemput ayahku dengan
menggunakan sepeda motor. Aku menunggunya di depan gerbang sekolah, dan
akhirnya ayahku tiba. Lalu kami berbincang.
Saya : “ Ayah tumben sekali hari ini menjemputnya
kok lama.” (sambil menaiki sepeda motor)
Ayah ; “ Maaf nak, ayah tadi ketiduran dan baru
dibangunkan oleh ibumu. Di jalan tadi juga
sangat macet.”
Saya : “ Oh, jadi begitu yah, aku kira ayah lupa
menjemputku. Maaf ya ayah kalo aku sudah menyalahkan ayah.” (sambil mencium
tangan ayah)
Ayah : “ Iya nak tidak apa apa, karena memang
tugas ayah untuk menjemputmu. Dan ini juga kesalahan ayah karena sampai
ketiduran dan kamu jadi lama menunggu ayah.”
Saya : “ Iya ayah, aku juga mengerti kok, mungkin
ayah lelah karena seusai pulang bekerja dan ingin beristirahat.”
Ayah : “ Iya nak. Tapi ayah mau mampir sebentar ke
toko buku.”
Saya : “ Memangnya ayah mau membeli buku apa?”
Ayah : “ Ayah membeli buku latian soal untuk murid
ayah kelas 6, karena mereka kasihan sekali tidak mempunyai biaya untuk membeli
buku latian.”
Saya : “ Ya sudah yah, lebih baik kita berangkat
segera karena langit mendung sekali takut nanti terguyur hujan karena ayah juga
tidak membawa jas hujan.”
Ayah : “ Iya nak.” (sambil bersiap-siap untuk
pergi)
Seusai kami berbincang, kami
langsung menuju ke toko buku langganan ayah untuk membeli buku latihan. Dan
setelah sampai, kami masuk ke toko buku tersebut dan berbincang.
Ayah : (sambil
kebingungan) “ Aduh, ayah lupa dimana tempat buku latihan itu.”
Saya : “Biasanya kalo buku latihan yang seperti
ayah cari itu ada di lantai dua, nanti kalau belum ketemu, kita tanya saja ke
petugasnya.”
Ayah : “ Ya sudah, kita ke lantai dua saja.” (sambil
menaiki tangga)
Saya : “ Apa buku yang dicari ayah sudah ketemu?”
Ayah : “ Alhamdulillah sudah ketemu, ayah pergi ke
kasir dulu untuk membayar ini ya nak.” (sambil perg ke kasir)
Saya : “ Iya ayah, aku tunggu.”
Ayah : “ Sudah nak, ayo kita segera pulang.
Sepertinya akan turun hujan.”
Saya : “ Iya ayah.” (sambil menaiki sepeda motor)
Ayah : “ Pegangan yang erat ya, karena ayah mau
ngebut.”
Setelah itu kami langsung pulang karena takut akan
turun hujan. Namun tiba-tiba, baru saja
ayah
berkendara selama sepuluh menit lalu hujan mulai turun dengan deras.
Ayah : “ Aduh, hujannya deras sekali.”
Saya : “ Kita berteduh di tempat pedagang itu
saja yah.”
Ayah : “ Iya nak.” (sambil mencari tempat untuk
parkir)
Saya : “ Jadi basah kuyup deh aku yah, padahal
seragam ini masih dipakai untuk besok.” (sambil berteduh)
Ayah : “ Ya maafkan ayah nak, ayah kan juga tidak
tahu kalau hujan akan turun sederas ini. Apa tas dan bukumu basah semua?”
Saya : “ Tidak semuanya yah, tapi sepatuku basah
kuyup. Tapi salah ayah sendiri juga sih kenapa tidak membawa jas hujan, kalau
ayah membawa jas hujan pasti kita tidak berteduh disini dan tidak basah kuyup
seperti ini.” (memasang wajah kesal)
Ayah : “ Iya ini memang salah ayah, biasanya ayah
sudah menyiapkan jas hujan di bagasi, tapi ayah tadi lupa untuk menaruhnya
karena ayah terburu-buru menjemputmu. Sekarang kita tunggu hujan derasnya
sampai terang.
Setelah
beberapa menit kemudian hujan reda, aku dan ayah langsung pulang ke rumah. Dan
Sesampainya
di rumah kami berbincang.
Ayah : “ Maafkan ayah nak, gara-gara ayah kamu
jadi basah kuyup. Seragam, sepatu, dan bukumu juga basah. Nanti ayah akan
membatu mengeringkan seragam, sepatu dan bukumu.”
Saya : “ Iya yah, sebenarnya ini juga bukan salah
ayah. Ayah kan tidak tahu jika akan turun hujan yang sagat deras. Seharusnya
aku tahu kalau ayah sudah berusaha menjemputku walaupun ayah istirahat seusai
ayah bekerja. Ayah juga lupa membawa jas hujan karena terburu-buru untuk
menjemputku. Maafkan aku ayah” (sambil mencium tangan ayah)
Ayah : “ Iya nak, setiap saat ayah akan selalu
menerima permintaan maafmu.”
Dan
setelah itu aku tidak kesal lagi kepada ayah dan aku sadarbahwa ini semua bukan
kesalahan
ayah.
Amanat : Jangan pernah menyalahkan orang
tuamu jika kamu sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya sudah dikorbankan orang
tuamu untukmu. Maka dari itu jika kita mempunyai salah kepada orang tua kita,
segeralah meminta maaf kepada orang tuamu dengan hati tulus dan ikhlas.
karya : Insania Amalia Suwandi
0 komentar:
Posting Komentar